top of page

Kunjungan Persaudaraan Pelayan Provinsi di Komunitas Duns Scotus: Kalian menjadi sukacita bagi Persa


Persaudaraan komunitas Duns Scotus mendapat Rahmat perjumpaan dengan Pelayan Provinnsi Fransiskan (OFM Indonesia, Sdr. Mikael Peruhe, OFM dalam kunjungannya di Komunitas Duns Scotus, selama tiga hari (28-30/9/ 2017). Kunjungan ini merupakan bagian dari semangat persaudaraan Fransiskan untuk saling berkunjung dan berjumpa secara langsung untuk mendengarkan bagaimana pengalaman hidup para saudara di komunitas Duns Scotus. Dalam suatu kesempatan pada kunjungan tersebut, Pelayan Provinsi Fransiskan Indonesia bertemu dengan dengan para Saudara Muda di Komunitas Duns Scotus untuk berbagi cerita di ruang Rekreasi Komunitas Duns Scotus.

Dalam pertemuan itu, Sdr. Mikael Peruhe OFM membagikan pengalaman hidupnya tentang bagaimana memaknai hidup bersaudara dan juga mengingatkan para Saudara Muda tentang hal yang mendasar dari proses pendidikan Fransiskan.

“Proses formasi Pendidikan Fransiskan berpusat pada tiga dimensi yaitu dimensi manusiawi, kristiani, dan Fransiskan. Kita secara pribadi harus bisa mengembangkan diri dengan segala potensi yang kita miliki dan kita memohon bantuan Roh Kudus agar kita mampu menjadi pribadi yang rendah hati, emosional kita semakin matang dan hidup kita terarah kepada Tuhan,” ungkap Sdr. Mikael Peruhe kepada para Saudara Muda.

“Karena pada dasarnya visi formasivpendidikan Fransiskan adalah terarah kepada Yesus yang tersalib. Saya harus bisa seperti Yesus yang tersalib. Dan visi tersebut selalu aktual dan kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya dalam situasi aktual gereja atau kehidupan kita di komunitas. Visi besar ini mesti ada dalam setiap diri para saudara,” katanya lagi.

Selain itu, Sdr. Mikael Peruhe OFM mengajak para Saudara Muda untuk mengingat kembali pengalaman perjumpaan dan perkenalan pertama kali dengan Fransiskan.

“Mungkin para Saudara mengenal Fransiskan ketika di seminari melalui cara hidup para saudara atau melalui buku-buku Fransiskan. Perjumpan dan pengenalan itu mendorong kita untuk masuk dan bergabung ke dalam persaudaraan Fransiskan. Oleh karena itu, sekarang para saudara sudah mengalami sendiri dinamika kehidupan persaudaraan dan oleh karena itu hendaknya para saudara memurnikan motivasinya dan tidak lagi memikirkan untuk meninggalkan persaudaraan. Karena para saudara adalah masa depan ordo yang akan melanjutkan seluruh visi-misi pelayanan Fransiskan di Indonesia,” ungkapnya dengan penuh persaudaraan.

“Kita sendiri sudah mengalami kehidupan dalam persaudaraan itu maka kita harus mampu menerima kehadiran saudara lain sebagai anugerah, karena ikut dalam persaudaraan berarti mau mengalami situasi persaudaraan, baik suka-dukanya maupun menerima saudara lain sebagai anugerah,” ungkap Saudara Mike Perhue OFM menasihati Saudara Muda.

Lebih lanjut Sdr. Mikael Peruhe OFM menyampaikan beberapa hal yang menjadi ciri corak kehidupan Fransiskan. Pertama realitas kebhinekaan sebagai realitas sosial. “kita harus merayakan keberagaman dalam kehidupan persaudaraan karena keberagamaan itu adalah unik sehingga menjadi kekayaan dalam persaudaraan. Dalam proses pendidikan Fransiskan harus bisa melampaui perbedaan primodial suku, budaya, golongan dan sebagainya. Tetapi satu tantangan dalam formasi pendidikan kita saat ini adalah semakin kuatnya individualistik,” katanya lagi.

Yang kedua mengenai manajemen waktu yang mengarah pada bagaimana membagi waktu secara efektif. Hal ini menjadi sangat penting karena pembagian waktu yang baik akan membantu kita menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik. Misalnya dalam dalam belajar atau mengerjakan tugas dari kampus. Apabila kita tidak bisa membagi waktu dengan bagi maka kita akan mengalami kesulitan dalam menyelsaikan tugas-tugas dan bahkan bisa membuat diri kita sendiri menjadi stress.

Di samping itu juga, kita harus belajar untuk peduli kepada yang lain. Hal tersebut dapat dilakukan mulai dengan mendengarkan, memperhatikan dan merespek orang lain. Memang hal tersebut tidaklah mudah tetapi membutuhkan kesetiaan dan ketekunan kita untuk memulai dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena martabat kita juga akan ditentukan ketika kita mau mendengarkan, memperhatikan dan menghargai orang lain.

Dan di ujung perjumpaan itu, Sdr. Mikael Peruhe OFM menegskan lagi supaya para saudara menjalankan semua tugasnya dengan penuh sukacita dan jangan pernah cepat menyerah atau putusasa. Setiap saudara harus bisa membuat hidupnya menjadi sukacita.

“Semoga dalam proses formasi, kita tetap mempunyai iman, harapan dan kasih, supaya kita mendapat kekuatan dari Tuhan dan kita tidak muda menyerah. Oleh karena itu, saya sebagai Pelayan Provinsi mau menyampaikan kepada kalian bahwa kalian, para Saudara Muda, menjadi sukacita bagi persaudaraan karena itu janganlah cepat menyerah dan perpaling dari pilihan kita menjadi Fransiskan.” Ungkap Pelayan Provinsi Fransiskan (OFM) Indonesia mengakhir perjumpaan dengan Para Saudara Muda di komunitas Duns Scotus.

Featured Review
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Tag Cloud
No tags yet.
We Post For Sharing
bottom of page